بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sejarah dan Ketentuan Tahun Hijriyah - Assalamu'alaikum sobat Education's, sesuai
dengan jadwal posting ya, kali ini saya mau posting artikel tentang islam,
artikel kali ini berjudul " Sejarah dan Ketentuan Tahun Hijriyah
".Pada kesempatan ini, saya mempublikasikan artikel bertujuan untuk
sama-sama belajar tentang islam.Saya juga ingin berbagi ilmu yang sudah saya
cari lewat browsing mengenai bulan Muharram ini,
karena saya juga belum mengerti sepenuhnya tentang arti dan sejarah bulan
Muharram, nah langsung saja ya, yuk simak artikel yang berjudul
" Sejarah dan Ketentuan Tahun Hijriyah " ini.
Dikutip dari wikipedia,
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (Bahasa Arab: التقويم الهجري; at-taqwim
al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam
menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari
penting lainnya. Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender
Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender
Hijriyah menggunakan sistem kalender lunar (komariyah).
Kalender ini dinamakan
Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana
terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada
tahun 622 M.
Penentuan dimulainya sebuah
hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada
sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu
setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai
ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.
Kalender Hijriyah dibangun
berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki
12bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari
dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah
yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari
dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik
bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah
bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30
hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu
jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada
pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan
yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige
(jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari
matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan
berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit
tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari.
Penentuan awal bulan (new
moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama
kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan
terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di
ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari
pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus
bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari.
Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Sejarah
Penentuan kapan dimulainya
tahun 1 Hijriah dilakukan 6 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun
demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman
pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.
Sistem kalender pra-Islam
di Arab
Sebelum datangnya Islam,
di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara Bulan
(komariyah) maupun Matahari (syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk
mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi).
Pada waktu itu, belum
dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama peristiwa yang cukup
penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana Muhammad lahir, dikenal
dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi
penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah,
Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah
Ethiopia).
Revisi penanggalan
Pada era kenabian
Muhammad, sistem penanggalan pra-Islam digunakan. Pada tahun ke-9 setelah
Hijrah, turun ayat 36-37 Surat At-Taubah, yang melarang menambahkan hari
(interkalasi) pada sistem penanggalan.
Penentuan
Tahun 1 Kalender Islam
Setelah
wafatnya Nabi Muhammad, diusulkan kapan dimulainya Tahun 1 Kalender Islam. Ada
yang mengusulkan adalah tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan
penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal patokan penanggalan Islam
adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad.
Akhirnya,
pada tahun 638 M (17 H), khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan
penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke
Madinah. Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh
bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharam
Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini bukan
berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad
terjadi bulan September 622. Dokumen tertua yang menggunakan sistem Kalender
Hijriah adalah papirus di Mesir pada tahun 22 H, PERF 558.
Nah, bagaimana sobat ? Sekian dulu ya artikel " Sejarah dan Ketentuan Tahun Hijriyah " yang dapat saya sampaikan, kunjungi terus blog ini.Semoga artikel ini juga dapat membantu kalian.Terima kasih.
Referensi :
http://islam-oase.blogspot.com/2009/12/sejarah-dan-ketentuan-tahun-hijriyah.html
dapet ilmu yang bermanfaat nih , makasih yah
BalasHapusback blogwalking
sharingnya mantep,,, tq gan
BalasHapusDownload ebook novel islami terbaru